Ia selalu bersimpuh dihadapan Nya. Menyusun
sujud pada debu-debu Nya yang gelap. Ia sulam kata pinta. Ia rangkai kalimat do’a.
memohoon agar dalam hidup ini Ia diberikan segalanya yang terbaik menurut Nya. Agar Ia ditunjukkan jalan yang lurus. Dan juga
istiqomah ditengah Fitnah. Sabaar ditengah makar dan ikhlas menghadapi hidup
yang penuh dengan kekerasan. Kemudian air matanya mengalir membasahi malam yang
sunyi…
Namun Ia masih
saja lupa dengan sebait pinta yang pernah meluncur deras dari lisannya yang
penuh dosa. Terkadang Ia Lupa akan arti kehidupan, lupa akan perjumpaan dengan
Nya, lupa akan azzam yang sudah lama tertanam. Lupa akan suatu hari ketika
kelak tak sebaitpun do’a yang akan didengar Nya. Tak sejuruspun sujud ada
artinya. Tak ada arti setiap tangis yang melebihi air mata. Ia kembali lupa
entah apa penyebabnya…
Kehidupan yang Ia
lalui sangatlah tak berarti. Masihkah Ia tak mengerti? Masihkan Ia tak
mendengar dengan kehidupan setelah ini? Bila wajah pucat kaku itu adalah wajahnya.
Bila tubuh lemah yang terbujur itu adalh tubuhnya. Bila tangis itu adalah
tangis melepasnya. Bila kain kafan adalah pakaian terindahnya. Bila kapas putih
harus menutup wajahnya, apa yang akan ia lakukan?
Astaghfirullah…
“KEPADA SIAPA
KITA KEMBALI, JIKA BUKAN KEPADA ROBB YANG JIWA KITA ADA DALAM GENGGAMANNYA..”
Kini, masihkah ia
pantas menengadahkan tangan, setelah sekian banyak dosa yang ia lakukan,
setelah seribu kebohongan dan kedustaan ia ucapkan. Masihkah ia berani
mengangkat wajah yang kelam ini dihadapan Nya setelah tertawaan atas ayat-ayat
Nya ia pertontonkan, masihkah ia berani? Hingga kapan ia terus bergelut dalam
kemaksiatan jika ia tahu bahwa Allah sedang menatapnya (menangis..--) bahwa ia tahu
jika Allah sedang menatapnya..
Kemana kaki
lemah ini hendak ia langkahkan, kemana jiwa yang resah ini ia kan papah, kemana
hati yang sombong ini ia akan digotong, kemana dosa-dosa ini akan ia bawa, kemana lagi
akan dibawa, jika Robb telah murka. Kepada penguasa duniakah ia mengadu atau ia
kembali kepada Nya. Mengeja lagi sebait do’a yang mungkin lidahnya sudah kelu
mengulangnya..
Ia mencoba
kembali kepada Nya, kepada Robb yang telah memberinya rizki, sebelum ia
benar-benar mengakhiri dunia ini. Titipkanlah rindu pada malam. sampaikan
padanya. Jangan pernah merenggang. agar senantiasa bisa ia nikmati sepertiga
malam. Untuk sampaikan pesan agar ia berlimpah dalam ketenangan Iman kepada
Nya..
Sahabat-sahabatku..
siapapun engkau yang membaca tulisan ini:
siapapun engkau yang membaca tulisan ini:
« Kita adalah
mata pena yang tajam. Yang siap menuliskan kebenaran. Kita adalah panah-panah
terbujur yang siap dilepaskan dari busurnya. Dan kita adalah karang yang terus
diterpa ombak hinaan. Kita bukan siapa-siapa jika bukan karena kasih sayang dan
cinta Nya, Allah”
ALLAH…
malam ini, aku hadapkan wajah dengan air mata taubat dan
cinta kehadapan Mu. Dihamparan tanah Harammu yang penuh cinta ya Robb. Memohon ampun
atas segala Khilaf. aku menyadari betapa aku lemah dan senantiasa bergantung
hanya kepada Mu.
ALLAH…
Anugrahkan untukku
ketaatan kepada Mu sepanjang hayat ini. Tunjukkan aku kepada sesuatu yang membuat Engkau ridho dan
lindungilah aku dari segala sesuatu yang menyebabkan terbitnya Murka Mu
kepadaku..
ALLAH…
Malam ini..
Aku ketuk pintu taubatmu, ampuni dosaku… leraikan aku dari tamak dunia dan
semua ambisi terhadapnya, lepaskan aku dari sesak durjana dan nafsu amarah yang
hanya akan mengurangi kemuliaanku dihadapan Mu ya Robb. RobbI.. Tiada Tuhan
selain Engkau ya Robb, terangilah hati ini dengan cahaya Mu yang tiada pernah
pudar, lapangkan dada-dada ini dengan limpahan kelembutan Iman dan keindahan
bertawakal hanya kepada Mu..
ALLAHKU..
Jangan pernah Engkau jadikan hal ini hanya sebatas rangkaian kata dan
perhiasan lisan hamba. Jadikan Ini sebagai hijab ya Robb. Hijab yang tangguh
dan kaca yang bening ditengah pertarungan yang haq dan yang batil dalam hidup
aku yang senantiasa aku hadapi dalam setiap tarikan nafas aku ya Allah..
Aku sulit bertahan, jika tanpa terus memperbaharui kedekatanku
dengan Mu. Sulit untuk tenang. Jika
tidak selalu menyebut nama Mu yang penuh cinta dalam muhasabah harianku.
YA ALLAH…
Jika tak Engkau
kabulkan do’a hamba, maka kepada siapa lagi aku akan meminta ..
Kemana lagi aku
harus memohon jika bukan kepada MU.
YA ALLAH..
Beri aku ruang
ya Allah untuk menjadi baik, lebih baik dan lebih baik lagi..
Cukuplah hanya Engkau
yang tahu seberapa jauh aku berusaha untuk menjadi baik dan lebih baik lagi…
Cukuplah Hanya
Engkau, Allah..
Makkah..
Ahad, 4 Jumada Ats-tsani 1434 H | 14 April 2013
Dalam dekapan
cinta “Ar Rahman”..
Dengan Airmata
cinta dan taubat..
Diujung Malamnya..
Hamba Yang
fakir
“Ardan”