Tuesday, February 26, 2013

Ketika bahasa "air mata" dan "hati" bertutur



Ya Allah..
Kau selalu menjanjikan syurga disetiap satu langkah yang ditaati manusia. Janji Mu selalu penuh. Tak sedikit pun ternoda. Tak pernah sedikitpun teringkari. Karena aku melihat betapa benarnya sebuah kebenaran itu. Ketika tak ada lagi cinta yang menghampiriku..

Engkaulah Cinta sejati yang tak pernah hilang meski  dari ribuan langkahku yang telah pergi menjauhi Mu..
Engkaulah yang begitu mempercayaiku dengan segala kekuatan yang telah kau berikan. Engkau pulalah yang menjungjung martabatku sebagai seorang muslim ketika semua mencela pengorbananku yang belum seberapa dimata Mu, Ya Allahku…

Ya Robb..
Andai aku kembali kufur dan terlena dengan dunia ini. Tetapkah Engkau percaya aku akan kembali pada Mu?. Karna tak ada satupun tempat terbaik yang membuatku bisa kembali damai kecuali Engkau Allahku..

Ya Robb..
Tak mudah jalan ini kulalui. Terjalnya begitu terasa. Membuatku terlelah bahkan ketika aku baru sebentar berjalan. Mungkin.. Mungkin karena Imanku masih sekecil biji sawi yang tak bisa diukur dari keagunganMu yang begitu hebat. Dari kasih sayang Mu yang begitu luas. Namun berpaling dari Mu membuatku semakin sakit..

Aku bagaikan raga tanpa Nyawa..
Semua  hanyalah duri yang tampak semakin menusuk relung-relung jiwaku.Tanpa Engkau aku bukanlah apa-apa ya Robb..

Namun ya Allah.. 
kini aku mulai merasa letih..
Perjuanganku yang hanya sejengkal tanah tak selalu berbuah manis. Aku tahu mungkin tak cukup sekarang, butuh ribuan waktu lagi untuk membuat Mu percayakan kebahagiaan itu padaku. Namun aku… kesabaranku semakin tipis.. aku takut Ya Robb.. menjerumuskan diriku sendiri dalam kenistaan yang entah kapan bisa kuakhiri..

Ya Allah..
Aku tak pernah berniat melanggar Mu. Apa lagi berusaha merusak Imanku pada Mu. Namun aku yang lemah ini. Terlampau bodoh dan dibodohi dunia. Kini aku terjebak dalam permainannya yang begitu indah sekaligus menyakitkan. Apakah lagi yang harus kukatakan.. Jika aku mulai lepas dari satu cinta agung Mu. Dan mulai membaginya dengan cinta yang lain ?

Ya Allah..
Maafkan piluku yang kini begitu terasa menapaki hatiku yang kaku..Jiwaku yang bisu..Dan nuraniku yang basah oleh kemurnian yang semakin semu..
Aku tak sanggup melawannya. Bukan… aku terlalu takut untuk melangkah menjauhinya.. Aku terlalu meratapi kesedihan.. hingga aku tak pernah berani berhadapan dengannya..Bagaimana kini harus kutata hatiku. Ketika badai dan ombak mulai semakin menghancurkan segalanya.. Ya Allah be with me all the way Ya Robb..

ALLAH..
Ya Robb.. Izinkan aku melakukan satu langkah kedepan. Siapkan aku menjadi lelaki sebaik-baik lelaki. Agar musnahlah kekhawatiranku akan kepahitan hidup yang akan kutanggung nanti.

Berikan pula aku keyakinan lebih untuk menuntun Ia kejalan Mu. Jalan yang Engkau ridhoi serta mengenggam erat  sebelah jiwa itu. Agar aku mampu melihat kebahagiaan meski mataku tertutup kabut kesedihan..

Aku Ingin mengerti bagaimana sebaiknya jika aku merasakan “Jatuh Cinta”. Aku ingin mengerti bagaimana sebaiknya Jika aku mulai bahagia Ketika bertemu dengan sebuah keindahan disana. Aku ingin mengerti bagaimana menempatkan diriku sebagai seorang lelaki ketika semua orang mencibirku karena aku menutupi diri dari keindahan itu sampai pada waktunya…

Maka Ya Allah Ya Tuhanku… Izinkan aku menikah..
Agar aku.. masih tetap mampu menjadi kumbang bagi bungaku..
Demi bersama-sama membentuk taman bunga atas nama “CINTA” karna Mu..
Dan cinta inilah satu-satunya cinta yang akan kubawa ke syurga Mu..
Karena aku ingin… aku ingin digandengnya..  menuju syurgamu
Syurga yang Engkau janjikan padaku..
Syurga Firdaus Mu..
Aamiin

Makkah. selasa.16 Robiul akhir 1434 H
Dengan menyebut nama Mu
Atas nama cinta
‘Ardan’

Wednesday, February 20, 2013

Suatu hari dibumi 'CINTA'


Ditahanlah cinta dihati, menanti waktu yang mesti pasti. Karena setelah waktu itu tiba. Maka semuanya akan diungkap tanpa hijab. Sang lelaki menuliskan bait-bait cinta dinotebooknya. Sebuah catatan harian tentang cinta yang tertahan. Cinta yang kan ditumbuhkan seiring keikhlasan, cinta yang kan diwajarkan. Agar tetap bermuara pada penghambaan terhadap Sang pemilik Cinta, Allah.

Begitupun sang wanita. Setiap hari menulis rangkaian kalimat cinta yang tak terkikis. Disimpan di draft yang kelak kan dipublish. Tinggal menanti saat yang tepat. Saat dimana kelak tak hanya hatinya yang bertaut. Tapi juga tangannya bisa memeluk erat tanpa takut.

Sang lelaki tersenyum diujung malam. Menanti saat pagi yang akan menghampiri dan membuatnya tenggelam. Tenggelam dalam kebahagiaan ‘PERNIKAHAN’. Saat perempuan sulit terpejam hingga lewat pertengahan malam. Jantungnya berdegup kencang mengeja rindu. Kerinduan saat akad itu dengan indah terlafalkan. Dan semuanya terhalalkan.Robbi…

Lelaki dan perempuan. Menjadi benar-benar romantik saat ijab qobul terbacakan. Dan kini mereka bertugas untuk membuktikan, bahwa cinta bukan sekedar menggairahkan tapi juga memadukan segala kelebihan dan kekurangan, agar menjadi kekuatan yang terpadukan. Hingga mampu bersinergi. Tetap berada dijalan yang Allah ridhoi. Indahnya...

'Suatu hari dibumi cinta'
Makkah, 10 Robi’ul akhir 1434 H
Ardan 

Karena Air mata adalah kado CINTA


Hari demi hari. kurangkai kata.Tak hanya di bibir tapi juga di hati. Meski kutahu. Mungkin tak utuh sepanjang waktu. Karena rapuhku. Padahal semestinya dzikir tak pernah terusir . bahkan disaat fikir dan ikhtiar menjalankan tugasnya. Dari awal hingga akhir.

Saat tubuh ini merebah. Barulah cinta menumbuh. Tersadar akan dosa kecil dan besar. Dosa yang nyata dan tersamar. Entah kenapa harus demikian. Kenapa harus disadarkan dengan teguran. Padahal tak semestinya menunggu nikmat sehat diangkat. Lalu saat sakit baru cinta kembali tertaut. RobbI…

Tapi inilah aku. Aku yang rapuh yang baru mengeja cinta. Mencobanya menjadi biasa. Namun seringkali terlena oleh dunia. Dan cintapun kembali sulit terasa. Benarlah kiranya bahwa meski disiram air dari tujuh samudra sekalipun. Bahkan dikucuri air hujan dari tujuh langit sekalipun CINTA tak akan tumbuh jika HATI dinahkodai kehendak buta. Tak tumbuh jika HATI dikunci dengan gelimang dosa. Tak akan tumbuh jika HATI dibasuh nafsu selalu. Diselimuti keangkuhan wujud pengusiran jati diri penghambaan. Tak akan tumbuh… tak akan ...

Maka aku bahagia jika airmata berlinang saat mensyukuri nikmat Mu. Bahkan air mata ini adalah kado CINTA. Aku bahagia jika airmata berlinang saat teringat dosa dan memohon ampun kepada Mu YA Robb. Bukankah  ini juga sedikit tanda cinta. Maka, jangan biarkan hatiku beku ya Robb. Tanpa cinta. Hingga tak ada lagi air mata. Yang bisa menjaga anggota tubuh yang terbasuh, haram terjilat api neraka Mu..

(Menangis…)

Suatu hari dipadang gersang
Makkah, 10 Robi’ul akhir 1434 H
Ardan 

Wednesday, February 6, 2013

Karena kematian adalah kehidupan


Bismillah. Kawan..,

Hukum kematian manusia masih terus berlaku. Karena dunia juga bukan tempat yang kekal abadi. Terkadang seorang manusia menjadi penyampai berita. Dan esok hari tiba-tiba ia menjadi bagian dari suatu berita.
Kawan, kita dicipta sebagai makhluk yg senantiasa galau nan gelisah. Sedang kita mengharap selalu damai nan tentram.

Kawan, siapapun engkau yang ingin  selalu melawan tabiat. Engkau mengharap percikan api dari genangan air. Kala kita mengharap yang mustahil terwujud. Kita telah membangun harapan dibibir jurang yang curam.

Kawan, “kehidupan” adalah tidur panjang. Dan “kematian” adalh kehidupan. Maka kita manusia berada diantara keduanya. Dalam alam Impian dan khayalan. Maka selesaikan tugas kita dengan segera, kawan. Karena niscaya umur –umur kita akan terlipat menjadi lembaran-lembaran sejarah  yang akan ditanyakan.

Kawan, sigaplah berbuat baik. Laksana kuda-kuda andalus yang masih muda. Sekalipun mereka sering menyalah arti dan meremehkan kebaikan kita. Kuasailah waktu. Karena ia dapat berubah menjadi sumber petaka hingga waktu dan zaman tak akan pernah betah menemani kita. Karena ia akan selalu lari meninggalkan kita sebagi musuh yang menakutkan dan arena zaman dicipta sebagai musuh bagi orang-orang bertaqwa

Jakarta, 06 Februari 2013
Dibawah tangisan langit
Sendiri dalam diam
“Ardan”