Monday, September 8, 2014

Rumah Tangga


selalu ada waktu yang harus terluang untuk keluarga, yang tentang mereka Allah akan pertanyakan kepemimpinan dan bimbingan kita. Seruan mula pada sang Nabi: Dan beri ingatlah keluargamu yang terdekat! (QS. Asy-syu'araa : 214), maka hikmah dan nasihat adalah hak mereka. Allah katakan, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka! ( Ath-tahrim: 6) maka dihajatkan keberamaan penuh makna dan keteladanan

Anak dan istri adalah kesenangan hidup di dunia. Maka tugas kita adalah mengupayakan agar kelak berkumpul jua, bahagia disurga. Anak dan Istri adalah titipan-Nya, maka kita harus menjaga, agar kelak saat dikembalikan, mereka sesuai keadaan awalnya: fitroh. Istri dan anak adalah karunia-Nya. sudahkah tertunjukkan rasa syukur atas kehadiran mereka; dilembutnya kata dan syahdunya mesra? istri dan anak: fitnah dan ujian. Dalam membersamai dan menyenangkan, bergulatlah hasrat dengan keterbatasan; lalu diujilah ketaatan

bahagialah suami dan ayah; yang memastikan tiap suapan kemulut anak-istri dan segala yang dikenakan, halal dan thayyib tak meragukan. Bahagialah suami dan ayah; membimbing anak dan istri mengulang hafalan, tadaburi Al-Quran, mengisah penuh cinta siroh Nabi dan sahabat. Berbahagialah suami dan ayah yang khusyuk menangis mendoakan keselamatan, keberkahan, serta kebaikan anak-istri dan keturunannya

Bahagialah suami dan ayah; mengecup dengan doa perlindungan dan cinta saat anak-istrinya lelap tidur, juga saat berpamit bepergian. berbahagialah suami dan ayah; syukur dan takjubi kemajuan anak dan istri dalam kebaikan, lalu ada peluk, doa dan hadiah sederhana. Bahagialah suami dan ayah yang jadi kebanggaan anak-istri, tapi tak menumpulkan pengembangan diri mereka dalam hidup berbakti. Tanggung jawab suami  dan ayah demikian agung; seakan saat istri dinikahi dan anak dilahirkan, mereka bertitah: " Bawa kami ke surga!"

Bahwa ada kisah Nuh dengan istri dan anak yang durhaka; itu penyadar bahwa suami dan ayah tiada punya kuasa atas jiwa yang dicinta. Bahwa hidayah bukan hak ayah dan suami, hatta pun dia seorang Nabi. Yang kita pertanggung jawabkan ihktiyar kita, bukan hasilnya. Tetapi naiflah ayah dan suami yang berlindung dibalik nama agung Nuh dan Luth, tanpa upaya meluangkan saat berharga untuk keluarga. Pun saat istri; agunglah mereka dalam juangnya untuk menjadi apa yang ditaujihkan Al-Quran; shalihat, Qanitat, Hafizhat

Bagi suami; mereka penggenap separuh agama, Penjaga ketaatan, tempat berlari dari yang harom dan keji menuju yang berkah dan suci. Maka para istri  itu tahu; untuk siapa mereka berdandan dan mempercantik diri;  tersenyum dan penuh pemuliaan menyambut kepulangan


Makkah
senin, 13 Dzulqo'da 1435 H - 8 september 2014 M


"Rumah Tangga" ~


Tuesday, September 2, 2014

Akan menjadi seperti ini dia, semoga. " Ibrohim 'Alaihis salam "

Ibrohim 'Alaihis salam


Ibrohim satu-satunya manusia yang disebut "UMMAH". keagungan diri segala ketundukan, kekuatan taatnya setara dengan satu ummat. Dimuainya dakwah dengan gagah. sebagai pemuda, dipenggalnya semua patung. dibabatnya hujah keberhalaan. kaumnya diam terbungkam. tetapi dakwah bukan hanya mengalahkan argumentasi. terasa bahwa dakwah muda yang berungsur "KEKERASAN" dibalas parah. dibakar. kajian mendalamnya, dakwah, jika harus debat, pilih orang yang tepat: RAJA. bukan lagi jelata yang suka amuk massa tanpa logika. Namrud, yang mengaku tuhan, dipilihnya sebagai mad'u. Dia berharap, jika raja ini takluk pada hujjah, seluruh rakyat bisa ikut. sekali lagi, dakwah bukan hanya soal memenangkan argumentasi. Namrud yang takjub pada kecerdasannya, tak hendak turut. Dia diusir

kita belajar, dakwah lebih pada soal memenangkan "HATI".  Jiwa takluk didepan akhlak, akal akan bergerilya sendiri mencari dalil. Ibrahim tak kenal henti. Dia datangi penyembah benda dan mentari. berbaur tanp lebur, dengan sikap dakwah yang makin dewasa. Inilah koreksi Al-Qurthubi, bahwa pertemuannya dengan para penyembah bintang, bulan, matahari, bukanlah kisah Ibrohim mencari tuhan. Di  Al-Jami', Al-Qurtubi menjelaskan bahwa kisah itu menunjukkan perkembangan metode dakwah Ibrohim yang makin "SOFTLY BUT DEADLY" <3'

Berhasil menginsyafkan penyembah bintang, bulan dan Maentari, Ibrohim yang telah menikah bergerak ke Mesir. Tatangan baru menanti. Raja Mesir suka ambil wanita sembarangan. Mengapa Sarah justru diaku sebagai saudari , bukan sebagai istri? Jawabnya sosilogis, lho! ^^. Dalam Masyarakat Mesir saat itu, Istri lebih rendah posisinya. Istri itu milik, bisa dijual, dipertukarkan. Saudari , wajib dijaga. Sarah yang diaku sebagai saudari lebih mungkin dilindungi. Bukti lain betapa wanita mesir setara budak, dihadiahkannya Hajar

Makkah
Rabu, 8 Dzul Qodah 1435 H/ 4 September 2014


"Akan menjadi seperti ini dia, Ibrahim <3'" ~