Friday, September 27, 2013

Cinta-Nya dalam sabar dan syukur

Hidup adalah perjalanan yang digariskan memiliki dua rasa. Manis dan getir. Lapang dan sesak. Suka dan duka. Nikmat dan musibah. Tak seorangpun bisa lepas dari dua rasa itu. Pun juga mereka yang dicinta-Nya. Makin besar nikmat. Besar pula musibahnya.

Iman pun tak menggaransi kita selalu berlimpah dan tertawa. Ia hanya jaminkan lembut elusan-Nya. Dalam apapun dera yang menimpa. Maka sabar dan syukur adalah wahana yang akan membawa hamba menselancari kehidupan yang berasa dua itu dengan Iman dalam dada. Tersebar sabar dan syukur itulah. Nabi nyatakan betapa menakjubkan hidup dan ihwal orang beriman, semua urusannya adalah kebaikan.

Sebab atas musibah dia bersabar. Dan sabar itu membuatnya meraih pahala tanpa hingga. Dicintanya dan dibersamai Allah disegala luka. Sebab dalam nikmat dia bersyukur. Dan syukur itu membuat sang nikmta melekt. Kian berganda berlipat. Menenggelamkannya dalam rahmat.

Tapi hakikat sabar dan syukur sebenarnya satu saja. Ungkapan iman menyambut penuh ridha akan segala karunia-Nya. Apa jua bentuknya. Maka sabar adalah sebentuk syukur dalam menyambut karunia nikmat-Nya yang berbentuk lara, duka, nestapa, dan musibah yang niscaya. Maka syukur adalah sebentuk sabar dalam menyambut karunia musibah-Nya yang berbentuk kesenangan, kelapangan, suka ria, ataupun nikmat.

Lihatlh Ayyub alaihissalam bersyukur atas segala sakit dan nestapanya. Sebab Allah menggugurkan dosa dan menyisakan hati serta lisan tuk menzikir-Nya. Lihatlah Sulaiman Alaihissalam bersabar atas kemaharajaan Jin, hewan, dan manusia. Sabar dengan beryukur agar tak tergelincir sebagaimana Fir’aun.

Kata Ulama sabar ada tiga hal: menaati Allah, menjauhi kemaksiatan, menerima musibah. Semuanya adalah juga rasa syukur pada-Nya. Sabar dalam taat, sebab ia kadang terasa berat, ibadah terasa beban, keshailahan terasa menyesakkan. Tetapi syukurlah Allah itu dekat. Sabar dalam jauhi maksiat, sebab terkadang ia terlihat asyik, kedurhakaan tanpak cantik, tapi syukurlah Iman itu rasa malu pada-Nya. Sabar dalam menghadapi musibah, sebab ia niscaya bagi iman didada, syukurlah dosa gugur dan beserta kesulitan selalu ada kemudahan.

Sebab pahalanya diutuhkn tak terhingga ~ surah Azzumar:10 ~. Maka sabarpun sebenarnya tiada batasnya. Hanya bentuknya yang bisa disesuaikan. maka iman menuntun takwa, ialah cerdik dan peka hati dalam memilh bentuk sabar sekaligus syukur atas segala mujud ujian cinta-Nya. Takwa itu yang bawa sabar kita mendapatkan kejutan yang mengundang syukur. Jalan keluar dari masalah dan rezeki tak terduga ~ surah At-Thalaaq 2-3 ~.

Tiap nikmat yang disyukuri jua mengundang musibah yang harus disabari. Seperti tampannya yusuf dan cinta Ya’qub padanya. Maka tak ada kata henti untuk sabar dan syukur. Sebab ia dua tali yang menghubungkan kita dengan-Nya. Hingga hidup terasa surga sebelum surga

Makkah, 22 Dhulqo’dah 1434 H ~ Sabtu, 00:04 ~

Sabar dan syukur
‘Ardan’ _