Sunday, April 14, 2013

Dari Airmata "cinta" dan "taubat"..


Ia selalu bersimpuh dihadapan Nya. Menyusun sujud pada debu-debu Nya yang gelap. Ia sulam kata pinta. Ia rangkai kalimat do’a. memohoon agar dalam hidup ini Ia diberikan segalanya yang terbaik menurut Nya.  Agar Ia ditunjukkan jalan yang lurus. Dan juga istiqomah ditengah Fitnah. Sabaar ditengah makar dan ikhlas menghadapi hidup yang penuh dengan kekerasan. Kemudian air matanya mengalir membasahi malam yang sunyi…

Namun Ia masih saja lupa dengan sebait pinta yang pernah meluncur deras dari lisannya yang penuh dosa. Terkadang Ia Lupa akan arti kehidupan, lupa akan perjumpaan dengan Nya, lupa akan azzam yang sudah lama tertanam. Lupa akan suatu hari ketika kelak tak sebaitpun do’a yang akan didengar Nya. Tak sejuruspun sujud ada artinya. Tak ada arti setiap tangis yang melebihi air mata. Ia kembali lupa entah apa penyebabnya…

Kehidupan yang Ia lalui sangatlah tak berarti. Masihkah Ia tak mengerti? Masihkan Ia tak mendengar dengan kehidupan setelah ini? Bila wajah pucat kaku itu adalah wajahnya. Bila tubuh lemah yang terbujur itu adalh tubuhnya. Bila tangis itu adalah tangis melepasnya. Bila kain kafan adalah pakaian terindahnya. Bila kapas putih harus menutup wajahnya, apa yang akan ia lakukan?

Astaghfirullah…

“KEPADA SIAPA KITA KEMBALI, JIKA BUKAN KEPADA ROBB YANG JIWA KITA ADA DALAM GENGGAMANNYA..”

Kini, masihkah ia pantas menengadahkan tangan, setelah sekian banyak dosa yang ia lakukan, setelah seribu kebohongan dan kedustaan ia ucapkan. Masihkah ia berani mengangkat wajah yang kelam ini dihadapan Nya setelah tertawaan atas ayat-ayat Nya ia pertontonkan, masihkah ia berani? Hingga kapan ia terus bergelut dalam kemaksiatan jika ia tahu bahwa Allah sedang menatapnya (menangis..--)  bahwa ia tahu jika Allah sedang menatapnya..

Kemana kaki lemah ini hendak ia langkahkan, kemana jiwa yang resah ini ia kan papah, kemana hati yang sombong ini  ia akan digotong,  kemana dosa-dosa ini akan ia bawa, kemana lagi akan dibawa, jika Robb telah murka. Kepada penguasa duniakah ia mengadu atau ia kembali kepada Nya. Mengeja lagi sebait do’a yang mungkin lidahnya sudah kelu mengulangnya..

Ia mencoba kembali kepada Nya, kepada Robb yang telah memberinya rizki, sebelum ia benar-benar mengakhiri dunia ini. Titipkanlah rindu pada malam. sampaikan padanya. Jangan pernah merenggang. agar senantiasa bisa ia nikmati sepertiga malam. Untuk sampaikan pesan agar ia berlimpah dalam ketenangan Iman kepada Nya..

Sahabat-sahabatku..
siapapun engkau yang membaca tulisan ini:

« Kita adalah mata pena yang tajam. Yang siap menuliskan kebenaran. Kita adalah panah-panah terbujur yang siap dilepaskan dari busurnya. Dan kita adalah karang yang terus diterpa ombak hinaan. Kita bukan siapa-siapa jika bukan karena kasih sayang dan cinta Nya, Allah”

ALLAH…
malam ini, aku  hadapkan wajah dengan air mata taubat dan cinta kehadapan Mu. Dihamparan tanah Harammu yang penuh cinta ya Robb. Memohon ampun atas segala Khilaf. aku menyadari betapa aku lemah dan senantiasa bergantung hanya kepada Mu.

ALLAH…
Anugrahkan untukku ketaatan kepada Mu sepanjang hayat ini. Tunjukkan aku  kepada sesuatu yang membuat Engkau ridho dan lindungilah aku dari segala sesuatu yang menyebabkan terbitnya Murka Mu kepadaku..

ALLAH…
Malam ini..
Aku ketuk pintu taubatmu, ampuni dosaku… leraikan aku dari tamak dunia dan semua ambisi terhadapnya, lepaskan aku dari sesak durjana dan nafsu amarah yang hanya akan mengurangi kemuliaanku dihadapan Mu ya Robb. RobbI.. Tiada Tuhan selain Engkau ya Robb, terangilah hati ini dengan cahaya Mu yang tiada pernah pudar, lapangkan dada-dada ini dengan limpahan kelembutan Iman dan keindahan bertawakal hanya kepada Mu..

ALLAHKU..
Jangan pernah Engkau jadikan hal ini hanya sebatas rangkaian kata dan perhiasan lisan hamba. Jadikan Ini sebagai hijab ya Robb. Hijab yang tangguh dan kaca yang bening ditengah pertarungan yang haq dan yang batil dalam hidup aku yang senantiasa aku hadapi dalam setiap tarikan nafas aku ya Allah..
Aku sulit bertahan, jika tanpa terus memperbaharui kedekatanku dengan Mu. Sulit untuk tenang. Jika tidak selalu menyebut nama Mu yang penuh cinta dalam muhasabah harianku.

YA ALLAH…
Jika tak Engkau kabulkan do’a hamba, maka kepada siapa lagi aku akan meminta ..
Kemana lagi aku harus memohon jika bukan kepada MU.

YA ALLAH..
Beri aku ruang ya Allah untuk menjadi baik, lebih baik dan lebih baik lagi..
Cukuplah hanya Engkau yang tahu seberapa jauh aku berusaha untuk menjadi baik dan lebih baik lagi…
Cukuplah Hanya Engkau, Allah..

Makkah..
Ahad,  4 Jumada Ats-tsani 1434 H | 14 April 2013
Dalam dekapan cinta “Ar Rahman”..
Dengan Airmata cinta dan taubat..
Diujung Malamnya..
Hamba Yang fakir
“Ardan”