Monday, May 27, 2013

Yaa Aabidal Haromain..

O you who worships in the vicinity of the Two Holy Masjids
If you but see us you will realize that you are only jesting in worship

He who brings wetness to his cheek with his tears should know that our necks are
 being wet by our blood

He who tires his horses without purpose, now that our horses are getting tired in
 battle

Scent of perfume is yours, while ours is the glimmer of spears and the stench of dust
(In Battle)

We were narrated about in the speech  of our Prophet, an authentic  statement that
never lies

That the dust that erupts by Allah’s horses and which fills the nostrils of a man shall
never be combined with the smoke of a raging fire

This, the Book of Allah speaks among us that the martyr is not dead, and the truth in
Allah’s book cannot be denied

....


Makkah, 27 may 2013
‘Ardan’

Thursday, May 23, 2013

Makkah dan Goresan Cinta diakhir malam. . .



Tenang dan hening. Sunyi dan senyap. Semua sudut kota Makkah yang berada disekitar enam mil dari ketinggian gua itu terlihat jelas. Sejelas purnama dimalam hari ini. Atau seterang Matahari disiang hari dimusim panas ini.Iya, lelaki berusia 37 tahun itu menjalani hari-hari yang panjang selama 3 tahun dalam kesunyian didalam gua itu. Ketika usianya genap 40 tahun Malaikat Jibril datang kepadanya dengan membawa wahyu dan seketika resmilah ia menjadi Nabi terakhir yang menutup rangkaian panjang sekitar 350 Ribu Nabi dan Rasul. Ketika kembali kerumah Ia berkata kepada kekasih sang Istri, ''Sekarang tak ada waktu istrahat dan tidur khadijah.''

Demikianlah..
Siapapun kita yang berusaha mencari ‘Cinta’ surga dan yang terus mengorientasikan cinta hanya kepada Sang Pemilik Cinta. Maka, benar-benar kita membutuhkan saat-saat hening dan sunyi seperti itu. Karena cinta adalah tindakan memberi tanpa henti. Maka, kita  membutuhkan energi besar untuk menjaga kesinambungan dalam 'ketenangan' untuk memilih cinta pada sebuah orientasi besar menuju cinta yang Agung. Karena dalam ‘keheningan’ dan ‘kesunyian’ seperti itulah kita belajar menyerap energi kehidupan kedalam diri kita.

Semua adalah jenak-jenak. dimana kita kembali kedalam diri kita sendiri. Menemui Robb kita dengan membawa ruh, menyapa jiwa kita, berdialog dengan akal kita. DIAKHIR DALAM SEPERTIGA MALAMNYA.

Disaat itulah..
Kita berusaha dan terus berusaha untuk menyatukan kembali diri kita yang mulai berserakan dalam lelah. atau  yang mulai tercabik-cabik dalam jalan kehidupan yang panjang menuju cinta-Nya.

Disaat itulah..
Kita  berusaha mencoba menyegarkan jiwa kita kembali untuk mengembalikan kembali cita-cita luhur dari cinta yang Agung. Menguatkan kembali azzam kita pada cita-cita luhur cinta. Mencoba untuk kembali menyerap semua energi kehidupan yang kita perlukan untuk sebuah perjalanan cinta kita. 

Disaat itulah..
kita menguatkan jiwa kita kembali dengan tekad untuk terus berharap. Terus meminta dan terus meminta.  takdir cinta terbaik dari Sang pemilik cinta, ALLAH.

Begitulah jenak-jenak. dimana kita kembali kedalam diri kita lalu keluar membawa ruh kita, akal kita, dan jiwa kita menemui langit. Karena disanalah kita menemukan kembali keyakinan pada kebenaran jalan cinta kita. Disanalah kita menyerap bantuan langit yang tak terbatas. Dan disana pula kita akan menemukan kembali ‘ketenangan’ yang terganggu disepanjang jalan menggapai cinta dengan Ayat-ayat Nya.

Iya..
Karena ''ketenangan'' adlah syarat utama untuk menjadikan kita manusia produktif. Dan karena ‘CINTA’ benar-benar mengharuskan kita  memiliki tujuan, orientasi untuk sebuah perubahan yang kuat dan besar. Dan itu hanya benar-benar mungkin  dicapai ketika kita mengalami titik keseimbangan tertinggi dalam proses penerimaan dan pengeluaran energi kita. Maka..

‘KETENANGAN ’ adlah cara menghemat energi.
‘PERENUNGAN’ adalah cara menyerap energi. Dan
‘MEMBERI’ adalah cara menyalurkan energi.

Semua akan bersinergi
Dan kemudian menjadi cinta

Cinta suci untuk Nya
Dan Cinta suci menuju surga Nya
Allah..

Makkah
Jum’at 24 Mei 2013. 02: 38
diujung malam-Nya dengan cinta-Nya

‘Ardan’ _

Friday, May 17, 2013

Sepenggal kisah menuju "HIRO". . .


Makkah, 09 Mei 2013

Tepat pukul 08 :30 pagi, taksi murahan yang kami tumpangi dari Depan Masjidil Harom berhenti tepat dikaki Jabal Nur. Perjalanan kurang lebih memakan waktu 10-15 menit pagi itu serasa berjam-jam, meliuk-liuk. melintasi padang pasir panasnya Makkah dibawah terik 38 hingga 40 derajat celcius yang membakar pagi itu. Panas, Iya dimana-mana panass.

Dalam perjalan, dari balik jendela taksi, yang kulihat hanya deretan batu cadas yang membakar, disana ada ratusan bahkan ribuan bebatuan berukuran besar yang tertata rapi, menyatu, keras sekeras watak penduduk pribumi yang hidup saat ini.

Antara terasa dan tidak, kurang lebih 15 menit dalam perjalanan menuju Jabal Nur aku beserta 3 sahabat lainnya berada didalam Taksi, meliuk-liuk,  hingga ke pelosok Jalan yang perasaan dulu pernah kulalui, tapi itu dulu ketika tempat ini kukunjungi, di Tahun 2009 saat aku menunaikan Ibadah Umroh saat itu, namun memori itu kian memudar tenggelam ditelan waktu dan kini tempat yang dulu pernah kulalui itu terasa asing dan seolah-olah tak pernah kulalui. namun itu ada. 


Taksi kami mendaki sebuah lereng bukit yang landai. Mulanya ujung-ujung tanjakkan Jabal Nur tertutupi bukit-bukit kecil yang rapat, Namun ketika Taksi kami berbelok, bukit-bukit kecil itu tersibak, dan seketika itu pula dihadapan kami tersaji pemandangan yang membuatku merasa terlompat. Iya. seolah-olah terlompat kedalam sebuah sejarah  dalam siroh perjalan Manusia terbaik dibalik histori peradaban manusia, dengan wahyu pertamanya "IQRO’ BISMI ROBBIKALLADZI KHOLAQ " Ialah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam . . .

Subhaanak Ya Robb...

Bergegas aku meminta sopir taksi untuk berhenti dan seketika kami menghambur keluar. Ribuan bahkan milyaran fragmen ingatan akan pengorbanan beliau Muhammad salllahu’alaihi wasallam beserta kecintaan beliau kepada Umatnya, tiba-tiba tersintesa persis didepan mataku. Yaa Robb. Engkau ciptakan kekasihmu. Benar-benar engkau manusia Pilihan Ya Rosulallah. Engkau benar-benar manusia terbaik ya Rosulullah. Allahumma shalli wasallim ‘Ala Rosuulikal Kariim...

Kepada seorang Bapak tua yang lewat aku bertanya, 
''Afwan, A sohhah hadza huwa Jabal Nur?”

Ia menatapku lembut, lalu menjawab.
''Aywaa shoh, hadza huwa Jabal Nur…''

. . . 

Didinding Jabal Nur - Gua Hiro-

Mas Azzam. Mas Singgih. Mas Sabil yang Narsis Narsis :)

kata teman-teman Kacamatanya itu Lhoo he he :D

Sebelum Ke Hiro mereka Berpose depan Harom ^^
(Mas adam. Mas singgih dan Mas sabil)




:)




Makkah, 
Jum'at 7 Rajab 1434 H

"Ardan"



-------------






Aku terpukau mendapati diriku tengah berdiri tepat diatas puncak-MU...
Atas keagungan-MU..
Dipuncak berbatu cadas itulah tujuan kami
Disanalah Bendera itu berkibar

Asma Mu Berkibar 

Dan kemudian berkibar YA Robb ...
Allahu Akbar!


The Black Banner...