Hidup adalah perjalanan yang
digariskan memiliki dua rasa. Manis dan getir. Lapang dan sesak. Suka dan duka.
Nikmat dan musibah. Tak seorangpun bisa lepas dari dua rasa itu. Pun juga
mereka yang dicinta-Nya. Makin besar nikmat. Besar pula musibahnya.
Iman pun tak menggaransi kita selalu
berlimpah dan tertawa. Ia hanya jaminkan lembut elusan-Nya. Dalam apapun dera
yang menimpa. Maka sabar dan syukur adalah wahana yang akan membawa hamba
menselancari kehidupan yang berasa dua itu dengan Iman dalam dada. Tersebar sabar
dan syukur itulah. Nabi nyatakan betapa menakjubkan hidup dan ihwal orang
beriman, semua urusannya adalah kebaikan.
Sebab atas musibah dia bersabar. Dan
sabar itu membuatnya meraih pahala tanpa hingga. Dicintanya dan dibersamai
Allah disegala luka. Sebab dalam nikmat dia bersyukur. Dan syukur itu membuat
sang nikmta melekt. Kian berganda berlipat. Menenggelamkannya dalam rahmat.
Tapi hakikat sabar dan syukur
sebenarnya satu saja. Ungkapan iman menyambut penuh ridha akan segala
karunia-Nya. Apa jua bentuknya. Maka sabar adalah sebentuk syukur dalam menyambut
karunia nikmat-Nya yang berbentuk lara, duka, nestapa, dan musibah yang
niscaya. Maka syukur adalah sebentuk sabar dalam menyambut karunia musibah-Nya
yang berbentuk kesenangan, kelapangan, suka ria, ataupun nikmat.
Lihatlh Ayyub alaihissalam bersyukur
atas segala sakit dan nestapanya. Sebab Allah menggugurkan dosa dan menyisakan
hati serta lisan tuk menzikir-Nya. Lihatlah Sulaiman Alaihissalam bersabar atas
kemaharajaan Jin, hewan, dan manusia. Sabar dengan beryukur agar tak
tergelincir sebagaimana Fir’aun.
Kata Ulama sabar ada tiga hal:
menaati Allah, menjauhi kemaksiatan, menerima musibah. Semuanya adalah juga
rasa syukur pada-Nya. Sabar dalam taat, sebab ia kadang terasa berat,
ibadah terasa beban, keshailahan terasa menyesakkan. Tetapi syukurlah Allah itu
dekat. Sabar dalam jauhi maksiat, sebab terkadang ia terlihat asyik,
kedurhakaan tanpak cantik, tapi syukurlah Iman itu rasa malu pada-Nya. Sabar
dalam menghadapi musibah, sebab ia niscaya bagi iman didada, syukurlah dosa
gugur dan beserta kesulitan selalu ada kemudahan.
Sebab pahalanya diutuhkn tak
terhingga ~ surah Azzumar:10 ~. Maka sabarpun sebenarnya tiada batasnya. Hanya bentuknya
yang bisa disesuaikan. maka iman menuntun takwa, ialah cerdik dan peka hati
dalam memilh bentuk sabar sekaligus syukur atas segala mujud ujian cinta-Nya. Takwa
itu yang bawa sabar kita mendapatkan kejutan yang mengundang syukur. Jalan keluar
dari masalah dan rezeki tak terduga ~ surah At-Thalaaq 2-3 ~.
Tiap nikmat yang disyukuri jua mengundang
musibah yang harus disabari. Seperti tampannya yusuf dan cinta Ya’qub padanya. Maka
tak ada kata henti untuk sabar dan syukur. Sebab ia dua tali yang menghubungkan
kita dengan-Nya. Hingga hidup terasa surga sebelum surga
Makkah, 22 Dhulqo’dah 1434 H ~ Sabtu, 00:04 ~
Sabar dan syukur
‘Ardan’ _