Wednesday, November 28, 2012

Dunia Oh Dunia ...



Bismillahirrahmaanirrahim

Kawan..

Dunia ibarat air laut
Diminum hanya menambah haus
Nafsu bagaikan fatamorgana dipadang pasir
Panas yang membakar disangka air
Dunia dan nafsu hanya bayang-bayang
Disangka ada, ditangkap hilang
-Raihan-

Kawan, dunia memang selalu menggoda. Dunia selalu tampak kelihatan begitu indah dan menawan. Ia cantik mempesona dan memikat hati banyak manusia. Bahkan Rasulullah SAW sendiri pernah bersabda, “Dunia itu hijau dan manis” ( HR. muslim no. 7124)

Dunia memang penuh kesenangan dan kenikmatan. 
Namun kawan, dunia juga merupakan cobaan. “Sesungguhnya kami telah menjadikan apa yang ada dibumi sebagai perhiasan baginya, agar kami menguji mereka siapakah diantara mereka yang terbaik perbuatannya” (QS. Al Mulk: 2)

Sebenarnya, banyak orang yang telah memahami hakikat dari dunia ini. Namun masih banyak pula yang terjebak didalamnya. Yang paling menyedihkan adalah orang yang tidak mengerti sama sekali hakkat dunia. Mereka adalah orang-orang yang terombang-ambing dalam pusaran gelombang hawa nafsu yang sengaja dipasang oleh setan untuk dijadikan perangkap dalam menyesatkan manusia.

Kawan, jauh-jauh hari, para ulama telah memperingatkan kita akan bahaya dunia tidak dipahami secara benar. Imam Al Ghozali dalam kitabnya, Al Ihya’, telah menulis satu bab khusus berisi tentang hakikat dunia dan seluk beluknya secara mendetail. Juga Hadist-hadist yang secara tegas menggambarkan betapa hinanya dunia pun sangatlah banyak.

Suatu Hari, Rosulullah SAW melewati sebuah bangkai kambing yang tergeletak ditanah, lalu beliau bersabda, “ Tidakkah kalian lihat betapa hinanya bangkai ini?”, para sahabat menjawab, “Karena hina itulah pemiliknya membuangnya, wahai Rosulullah, “Kemudian beliau bersumpah, “Demi Allah yang menggenggam jiwaku, sungguh dunia lebih hina dimata Allah daripada bangkai kambing ini. Andaikan dunia setara dengan sayap nyamuk saja, niscaya orang kafir takkan diberi minum”. (HR. Ibnu Majah, Hakim. Tirmidzi)
Itulah harga dunia yang digambarkan oleh Rosulullah SAW kepada kita. Dalam hadits lain, beliau bersabda, “ Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surge bagi orang kafir”, (HR. Muslim)

Barang sipa mencintai duniannya, maka ia harus siap mengorbankan akhiratnya. Dan barang siapa mencintai akhiratnya, maka ia harus rela mengorbankan dunianya. Maka pilihlah diantara dua hal tersebuat yang paling kekal dan tinggalkanlah yang fana (HR. Ahmad, Bazzar, Ibnu Hibban, Hakim, Ia menshahihkannya)

Seperti kita ketahui bersama, penjara adalah sebuah tempat yang amat tak disukai. Dalam penjara manusia tak menemukan kebebasan. Banyak kekang dan karangan disana-sini banyak aturan dan tetek-bengek yang harus ditaati. Demikian halnay pula dunia ini. Bagi seorang mukmin dunia tak ubahnya dunia yang mengekang kebebasan. Ada batas halal-haram yang tak boleh ditejang. Ada aturan-aturan yang tak boleh ditentang. Ada saat-saat tertentu ia tidak diperbolehkan makan, minum, dan berjima’. Ada saat-saat tertentu ia harus bangun dari tidur, lalu mengambil air untuk mensucikan dirinya lalu berdiri menghadap Robbnya. Ada makanan, minuman, dan kenikmatan-kenikmatan lainnya yang tidak boleh dikonsumsi. Segalanya penuh dengan rambu-rambu.

Sementara bagi orang kafir, dunia adalah surga yang penuh kenikmatan. Tak ada istilah haram dalam kamus mereka. Mereka hidup dalam kebebasan. Aturan tak mereka indahkan. Larangan mereka terjang. Mereka dapat hidup semaunya. Yang haram bisa jadi halal asalkan sesuai hawa nafsu mereka.
Allah SWT mwnggambarkan mereka dalam firman Nya:
“Dan orang-orang yang kafir itu bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makanannya binatang-bianatang. Dan neraka adalah tempat tinggal mereka (QS. Muhammad: 12)

Biarkanlah mereka (di dunia) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka) (QS. Al Hijr: 3)

Orang kafir tidak memahami bahwa masih ada kehidupan lagi setelah kehidupan didunia ini. Mereka tak mengerti bahwa pada hakikatnya adalah ruang ujian, tempat menyeleksi para peserta ujian yang berhak memasuki kehidupan sebenarnya. Oleh karena itu mereka tak pernah berpikir sedikitpun untuk mempersiapkan kehidupan baru tersebut, Orientasi mereka hanyalah menuruti kemauan hawa nafsu dan memuaskannya. Mereka tak ubahnya seperti binatang ternak yang hanya memikirkan urusan “perut dan bawah perut”, padahal tak ada kenikmatan yang abadi didunia ini. Semuanya semu. Semuanya sementara. Semuanya hina. Semuanya tidaklah banyak kecuali sedikit.

Apakah kamu puas dengan kehidupan didunia sebagai ganti kehidupan akhirat? Padahal kenikmatan hidup didunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) diakhirat hanyalah sedikit (QS At Taubah: 38)

Oleh karena itu kawan, Rosulullah SAW memuji orang-orang mukmin dan mneyebut mereka orang-orang cerdas, “Orang cerdas adalah orang yang mengekang hawa nafsunya dan mempersiapkan perbekalan untuk kehidupan setelah mati. Sedangkan orang lemah adalah orang yang menuruti hawa nafsunya lalu berangan-angan terhadap Allah”. (HR. Tirmidzi Ibun Majah, Ahmad, Baihaqi)

Allah SWT juga memperingatkan orang-orang mukmin untuk tidak merasa iri dengan kenikmatan yang diberikan kepada sebagian hamba Nya yang lain dalam masalah dunia.

Jangan kamu arahkan pandanganmu kepada kenikmatan (duniawi) yang telah kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai hiasan dunia saja, untuk kami uji mereka dengannya. Karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal (QS. Thaha: 131)

Kawan, jika kita ingin melihat, diimata para nabi dan orang-orang shaleh, dunia tak memiliki nilai sama sekali. “Mencintai dunia merupakan sumber malapetaka”. (HR. Baihaqi dalam Syu’abul Iman). Segala macam kerusakan yang terjadi dimuka bumi ini, sebagian besarnya disebabkan oleh cinta dunia. Pembunuhan, perampokan, pemerkosaan, permusuhan sesama saudara karena masalah harta warisan, iri dan dengki karena keberhasilan orang lain dan kerusakan-kerusakan lainnya merupakan buah dari menipisnya keimanan terhadap Hari Akhir dan kecintaan terhadap dunia yang berlebihan.

Rasulullah SAW bersabda, “Hampir saja bangsa-bangsa lain menyerbu kalian sebagaimana orang-orang menyerbu makanan. “Para sahabat bertanya, “Apakah disebabkan sedikitnya jumlah kami pada hari itu? Beliau SAW menjawab,”Bukan, bahkan jumlah kalian banyak pada waktu itu.Akan tetapi kjalian adalah buih seperti buih dilautan, Allah akan mencabut rasa takut dari hati musuh-musuh kalian dan melemparkan Al Wahn kedalam hati-hati kalian, “Para sahabat bertanya, “Apa itu Al Wahn, wahai Rasulullah?” Beliau SAW menjawab. “Cinta dunia dan takut mati” (HR. Ahmad, Abu Daud, dll)

Oleh karena itu, para ulama selalu memperingatkan kita agar tidak terlena dengan tipu daya dunia yang tampak indah dimata. Diriwayatkan dalam sebuah hadist. Rosulullah SAW bersabda, “Dunia itu terlaknat dan terlaknat pula apa-apa yang ada didalamnya kecuali yang ditujukan untuk Allah”. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Dunia, sebagaimana disebutkan oleh Imam Ghozali dalam kitab Al Ihya, terbagi menjadi tiga kategori:

Pertama, segala sesuatu yang hanya dapat kita rasakan ketika kita masih hidup dan tak dapat bermanfaat diakhirat, misalnya kenikmatan ketika melakukan kemaksiatan, perkara-perkara mubah yang berlebihan, bersenang-senang dengan perkara-perkara duniawi seperti harta, wanita, anak, kendaraan, makanan, pakaian dan lain sebagainya.

Kedua, segala sesuatu yang akan terus menemani kita sampai diakhirat dan hasilnya dapat kita nikmati disana. Kategori ini hanya mencakup dua hal. Yaitu Ilmu dan ‘amal.

Ketiga, pertengahan antara yang pertama dengan kedua, yaitu segala sesuatu yang kita rasakan didunia namun dapat menopang kehidupan di akhirat. Kategori ini merupakan kebutuhan kebutuhan primer yang tak dapat terlepas dari manusia. Yaitu kebutuhan yang harus tercukupi demi mempertahankan kelangsungan hidup manusia, seperti makanan secukupnya, pakaian, tempat tinggal dan kesehatan jasmani, Jika kategori ketiga ini dimanfaatkandengan baik untuk menghasilkan ilmu dan amal. Maka ia berubah menjadi kategori kedua. Namun, jika tidak maka ia menjadi kategori pertama.

Diantara ketiga kategori diatas. Bagian pertamalah yang dimaksud dengan dunia yang tercela itu. Itulah dunia yang sangat berbahaya dan mematikan. Meminumnya sama dengan menengak racun. Menjauhinya merupakan jalan keselamatan. Semoga kita diselamatkan Allah dari fitnah dunia ini. Aamiin.

Dunia tak seindah dimata
Dunia bukan yang disangka
Dunia negri ujian

penuh dengan tipudaya
Inilah peringatan buat diriku yang sering lupa
-Raihan-

Marrakech
Selasa, 12 Muharram 1434 H / 27 November 2012
Al Fakir IlaAllah
Ardan’ _


No comments:

Post a Comment