Tenang dan hening. Sunyi dan senyap.
Semua sudut kota Makkah yang berada disekitar enam mil dari ketinggian gua itu
terlihat jelas. Sejelas purnama dimalam hari ini. Atau seterang Matahari disiang hari dimusim
panas ini.Iya, lelaki berusia 37 tahun itu menjalani hari-hari yang panjang selama
3 tahun dalam kesunyian didalam gua itu. Ketika usianya genap 40 tahun Malaikat
Jibril datang kepadanya dengan membawa wahyu dan seketika resmilah ia menjadi
Nabi terakhir yang menutup rangkaian panjang sekitar 350 Ribu Nabi dan Rasul. Ketika
kembali kerumah Ia berkata kepada kekasih sang Istri, ''Sekarang tak ada waktu
istrahat dan tidur khadijah.''
Demikianlah..
Siapapun kita yang berusaha mencari ‘Cinta’ surga dan yang terus mengorientasikan
cinta hanya kepada Sang Pemilik Cinta. Maka,
benar-benar kita membutuhkan saat-saat hening dan sunyi seperti itu. Karena cinta adalah tindakan memberi tanpa
henti. Maka, kita membutuhkan energi
besar untuk menjaga kesinambungan dalam 'ketenangan' untuk memilih cinta pada sebuah orientasi besar
menuju cinta yang Agung. Karena dalam ‘keheningan’ dan ‘kesunyian’ seperti
itulah kita belajar menyerap energi kehidupan kedalam diri kita.
Semua adalah jenak-jenak. dimana kita kembali kedalam diri kita sendiri. Menemui Robb kita dengan membawa ruh, menyapa jiwa kita, berdialog
dengan akal kita. DIAKHIR DALAM SEPERTIGA MALAMNYA.
Disaat itulah..
Kita berusaha dan terus berusaha untuk menyatukan kembali diri kita yang
mulai berserakan dalam lelah. atau yang
mulai tercabik-cabik dalam jalan kehidupan yang panjang menuju cinta-Nya.
Disaat itulah..
Kita berusaha mencoba menyegarkan jiwa kita kembali untuk
mengembalikan kembali cita-cita luhur dari cinta yang Agung. Menguatkan kembali
azzam kita pada cita-cita luhur cinta. Mencoba untuk kembali menyerap semua
energi kehidupan yang kita perlukan untuk sebuah perjalanan cinta kita.
Disaat itulah..
kita menguatkan jiwa kita kembali
dengan tekad untuk terus berharap. Terus meminta dan terus meminta. takdir cinta terbaik dari Sang pemilik cinta,
ALLAH.
Begitulah jenak-jenak. dimana kita kembali kedalam diri kita lalu keluar membawa
ruh kita, akal kita, dan jiwa kita menemui langit. Karena disanalah kita
menemukan kembali keyakinan pada kebenaran jalan cinta kita. Disanalah kita
menyerap bantuan langit yang tak terbatas. Dan disana pula kita akan menemukan
kembali ‘ketenangan’ yang terganggu disepanjang jalan menggapai cinta dengan Ayat-ayat Nya.
Iya..
Karena ''ketenangan'' adlah syarat utama
untuk menjadikan kita manusia produktif. Dan karena ‘CINTA’ benar-benar mengharuskan
kita memiliki tujuan, orientasi untuk
sebuah perubahan yang kuat dan besar. Dan itu hanya benar-benar mungkin dicapai ketika kita mengalami titik keseimbangan
tertinggi dalam proses penerimaan dan pengeluaran energi kita. Maka..
‘KETENANGAN ’ adlah cara menghemat energi.
‘PERENUNGAN’ adalah cara menyerap energi.
Dan
‘MEMBERI’ adalah cara menyalurkan energi.
Semua akan bersinergi
Dan kemudian menjadi cinta
Cinta suci untuk Nya
Dan Cinta suci menuju surga Nya
Allah..
Makkah
Jum’at 24 Mei 2013. 02: 38
diujung malam-Nya dengan cinta-Nya
‘Ardan’ _