Hati yang mati; hilang rasa peduli.
Hati yang sakit; rindu pujian selangit. Hati yang sehat; berbahagia karena
nasihat. Hati kita berayun goyah-gayih. Mari jaga istiqamah dengan mensahabtai
orang-orang benar; jadikan nama kita ada dalam doa dan nasihatnya. Mencinta dan
membenci karena Allah itu adil dan sewajarnya. Hati berbolak-balik, perasaan
bertukar-tukar; akhlak mulia tetaplah dijaga.
Mencadasnya hati karena dua perkara; lalai dan dosa. Sentosanya hati dengan
dua cara ; mohon ampun dan mendzikir-Nya. Jadilah hatimu selalu tersenyum
pada langit. Jadilah bibirmu selalu tersenyum pada bumi. Izinkanlah surga rindu
padamu. Hati yang kotor adalah yang enggan meminta-Nya
Berbuat baiklah, walau dikira berpamrih. Belalah nurani, walau dianggap
bersandiwara. Izinkanlah hanya Allah, yang menghakimi hatimu. Mata yang hasad
menemukan cacat disegala perilaku orang terdengki, sebab kebusukan dari hati
menguar menutupi hal sejati. Dia yang tak jujur dalam memuji, berpeluang untuk
tak jujur dalm mencela. Tergantung suasana hati ; ridha atau marah
Hati yang berdesir ; lintasan pikir ; getar lisan dan bibir ;
tulang. Otot, syaraf, serta darah yang mengalir ; semua merindumu
berdzikir. Hati yang mengingat Allah, sibuk melayakkan diri berdekat pada-Nya
dengan prasangka baik, niat baik, rencana baik
Apa yang paling banyak kau bicarakan
umumnya adalah yang paling besar menghuni hatimu. Saying sekali jika bukan
Allah. Memaksa diri mendengar hal benar, walau yang tak lebih besar; walau hati
belum berbinar. Sedikit memahami persoalan akan mengurangi luka hati kita
karena marah, dan luka hati para pihak yang belum tentu bersalah
Makkah,
Sabtu, 30
November 2013 ~ 27 Muharram 1435 H, 06:59
“Hati”
~ Ardan ~
No comments:
Post a Comment