Bismillah.
Untuk ibuku ..
Untuk ibuku yang terhormat, ibuku yang
tercantik ..
Dan untuk semua ibu yang putra putrinya hijrah mengemis setitik ilmu diujung barat dunia
Kata-kata berikut ini adalah kata dari lubuk hatiku yang
dalam. Untuk ibuku tercinta dan tersayang.
Maka bukalah hatimu untuk kata-kata
yang selalu datangnnya dari hati.
...
Wahai ibu ...
setiap kali engkau mendengar telepon berdering,
engkau segera menuju telepon sementara hatimu berdebar-debar, engkau segera
menuju telepon itu dengan harapan untuk mendengar suara anakmu.
Wahai Ibu …
aku jauh, jauh dari dirimu untuk waktu yang
lama, dahulu mungkin kau tak pernah merasakan ini, ketika aku absen dari rumah
hanya satu atau dua hari atau mungkin tiga hari. Tapi sekarang? Aku berpisah
darimu sejak bertahun-tahun
Ibu..
ketika aku memikirkan, kerinduan menyelimuti hatiku,
aku mengingat kasih sayangmu, kesabaranmu, tentang cintamu kepadaku, hal-hal
itu darimu yang membuatku mengetahui, membuatku merasakan bahwa engkaupun
disana memikirkanku, “anakku.. wahai dimana anakku?, mungkin engkau menangis
dalam kesedihan, menangis dalam ketidak pastian, naluri keibuanmu menyebabkan
kau menangis, “anakku.. dimana ia? Digunung manakah ia?, di gua manakah ia
melalui malam? Dilembah manakah ia membaca dan merenungi lembaran-lembaran ayat
Nya?, Badai panas apakah yang menyelimutinya ketika musim panas menerpa?,
Badai angin apakah yang menerjanginya ketika musim dingin datang menyelimut? apakah sahabat-sahabatnya jujur dan baik kepadanya?” (mungkin engkau berpikir
seperti itu)
Semua pertanyaan-pertanyaan tersebut menyita perhatiaanmu,
dimana matamu yang indah dipenuhi air mata. Aku rindu dekapanmu Ibu, aku rindu
kehangatanmu ...
Ibu… aku mencintai dan merindukanmu Ibu …
Seorang anak merindukan ibunya, adalah fitroh dari
Allah. Aku merindukan kelembutan tanganmu, yang lelah karena merawatku, engkau
lelah berlelah lelah demi menjadikan semua urusanku menjadi baik-baik saja, engkau tidak tidur
sehingga aku tidur. Engkau tidak makan sehingga aku makan, engkau menghilangkan
rasa hausku, engkau menghapus air mataku, engkau adalah penyemangat dalam
langkah pertamaku, engkau mengajariku untuk makan dengan tangan kanan, dan
engkau memberitahuku “katakanlah Bismillah sebelum engkau makan, dan Alhamdulillah setelah engkau selesai”.
Ibu aku merindukanmu..
Ibu aku merindukanmu..
Ibu…
apakah engkau berpikir aku tidak mencintaimu?
Engkau berpikir aku tidak ingin melihatmu?
Aku akan memberikan apapun untuk memelukmu, bagaimana
mungkin aku melupakan Ibu seperti dirimu?, saat aku bicara, aku memiliki bayanganmu
dalam benakku. Dalam pandanganku engkau adalah perempuan tercantik, engkau
memiliki senyum terindah, menyejukkan mata, matahari dalam hatiku, Ibu… aku
tidak melupakan apapun tentangmu !
Aku tidak melupakan apapun !
Aku tinggal didalam perutmu selama sembilan bulan, saat
lahir, aku tidak melupakan apapun !
Dan tidak peduli dimanapun aku berada, aku berdo’a untukmu
Ibu !
“Wahai tuhanku, kasihanilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil” (Al
Qur’an_ Al Israa : 24)
Ibu ..
Aku berpisah darimu untuk sementara waktu dan waktu akan
berlalu, tempat bertemu kita adalah
disurga nanti ibu (InsyAllah), yang lebarnya seluas langit dan bumi, yang belum
pernah dilihat oleh mata, dan belum pernah didengar oleh telinga, yang tidak
dapat dibayangkan oleh angan-angan, misk, za fa ran, mutiara, sungai madu,
susu, dan anggur, buah-buahan yang enak rasanya, kesenangan selamanya.
Ibu ..
Disalah satu istanaku, aku akan mengunjungimu (InsyAllah)
dan mengetuk pintumu, kemudian kan kupakaikan untukmu 'mahkota' kemuliaan yang sinarnya lebih terang dari sinar matahari didunia (InsyAllah), disitulah sebuah perkumpulan yang kembali ditempat yang jauh lebih
baik dari dunia ini, kehidupan tanpa duka cita, kehidupan tanpa akhir, kehidupan penuh cinta, segala
puji hanya milik Mu ya Allah.
“Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surge yang
didalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal didalamnya; dan itulah
sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal” (Al Qur'an _ Ali Imran, 3:136)
Ibu.. hidup didunia ini, hanyalah sementara dan hina, hina bagi
siapa saja yang puas akannya.
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah
permaianan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu
serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang
tanaman-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering
dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan diakhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta
keridhaan Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu “
( Al Quran _ Al Hadiid, 57 :20)
Tempat kita sebenarnya adalah akhirat ibu, ditempat keabadian.
Hidup didunia ini hanyalah Ilusi.
“Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, Maka sekali-kali
janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan
yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah” ( Fatthir, 35:5)
Ibu ...
janganlah khawatir akan perpisahan kita, bersedihlah akan
situasi saudara-saudari kita yang hidup tanpa keluarga, bersedihlah akan anak-anak yatim-piatu dan para
janda, bersedihlah akan anak-anak yang hidup tanpa Ibunya. bersedihlah akan anak-anak yang hidup tanpa cinta, ksaih dan sayang dalam keluarga. Bersedihlah akan Ummah dan Bangsa yang semakin hari
semakin terluka ini.
Ibu..
Jangan pernah khawatir tentangku, jika engkau hendak khawatir
tentangku, maka hanya ada satu alasan : "Apakah aku akan masuk surga" atau "akankah
aku masuk neraka". :'(
Love you moom..
Marrakech, ‘Idul Adha 10 Dzulhijjah 1433 H
Jum’at senja diwaktu Mustajab _
Your son and your love
‘Ardan’