Wednesday, February 20, 2013

Karena Air mata adalah kado CINTA


Hari demi hari. kurangkai kata.Tak hanya di bibir tapi juga di hati. Meski kutahu. Mungkin tak utuh sepanjang waktu. Karena rapuhku. Padahal semestinya dzikir tak pernah terusir . bahkan disaat fikir dan ikhtiar menjalankan tugasnya. Dari awal hingga akhir.

Saat tubuh ini merebah. Barulah cinta menumbuh. Tersadar akan dosa kecil dan besar. Dosa yang nyata dan tersamar. Entah kenapa harus demikian. Kenapa harus disadarkan dengan teguran. Padahal tak semestinya menunggu nikmat sehat diangkat. Lalu saat sakit baru cinta kembali tertaut. RobbI…

Tapi inilah aku. Aku yang rapuh yang baru mengeja cinta. Mencobanya menjadi biasa. Namun seringkali terlena oleh dunia. Dan cintapun kembali sulit terasa. Benarlah kiranya bahwa meski disiram air dari tujuh samudra sekalipun. Bahkan dikucuri air hujan dari tujuh langit sekalipun CINTA tak akan tumbuh jika HATI dinahkodai kehendak buta. Tak tumbuh jika HATI dikunci dengan gelimang dosa. Tak akan tumbuh jika HATI dibasuh nafsu selalu. Diselimuti keangkuhan wujud pengusiran jati diri penghambaan. Tak akan tumbuh… tak akan ...

Maka aku bahagia jika airmata berlinang saat mensyukuri nikmat Mu. Bahkan air mata ini adalah kado CINTA. Aku bahagia jika airmata berlinang saat teringat dosa dan memohon ampun kepada Mu YA Robb. Bukankah  ini juga sedikit tanda cinta. Maka, jangan biarkan hatiku beku ya Robb. Tanpa cinta. Hingga tak ada lagi air mata. Yang bisa menjaga anggota tubuh yang terbasuh, haram terjilat api neraka Mu..

(Menangis…)

Suatu hari dipadang gersang
Makkah, 10 Robi’ul akhir 1434 H
Ardan 

No comments:

Post a Comment